Detail Berita

Beranda / Berita / Detail Berita

Tari Wura Bongi Monca (Tari Penyambutan Tamu)

Kamis, 16 Desember 2021 10:08 WIB 0 Komentar 3114

Tari adalah ekspresi budaya daerah, Salah satunya adalah budaya “ tari wura bongi monca ”di Bima, Nusa Tengga Barat. Daerah Bima mempunyai seni, budaya, tradisi yang indah dan menarik yang merupakan titipan dari leluhur pada masa kerajaan dan kesultanan. Salah satunya adalah kebiasaan “Wura Bongi Monca”. " Wura artinya Menabur, bongi artinya Beras dan Monca artinya Kuning, jadi "Wura Bongi Monca" adalah tarian Menabur Beras Kuning. Wura Bongi Monca adalah Menabur beras kuning. Beras kuning adalah lambang kesejahteraan, kejayaan keluarga dan mengandung makna sebagai modal dalam kehidupan serta sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Bima bila ada upacara adat seperti hari jadi Bima, sunatan, hajatan dan lain-lain akan mengadakan acara menabur beras kuning dan tari wura bongi monca (tari menabur beras kuning). Tari wura bongi monca adalah sebuah tradisi atau adat bima yang berkembang pada masa kesultanan Abdul khoir sirajuddin, yang memerintah antara tahun 1640 – 1682. Tari ini dengan segala lemah gemulai para penarinya untuk menarik perhatian yang cukup besar para pembesar yang berkunjung ke dana mbojo atau tanah bima, sebab penarinya terdiri dari darah-darah ayu, dengan gerakan yang lemah gemulai di sertai dengan wajah anggun lagi syahdu para penari yang terdiri dari darah-darah ayu menabur bongi monca atau beras kuning sebagai simbol doa restu harapan kehadapan tuhan yang maha kuasa agar para tamu selalu bahagia aman dan sejahtera. Tarian wura bongi monca biasa digelar pada acara-acara penyambutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu. Penaburan beras kuning ini memiliki makna bahwa bagi masyarakat Bima. Sebagaimana dalam falsafah bima tamu adalah raja dan membawa rezki bagi masyarakat bima itu sendiri, makanya tamu di sambut dengan semeriah mingkin oleh pemerintah dan masyarakat bima.

 


Bagikan ke:

Apa Reaksi Anda?

0


Komentar (0)

Tambah Komentar

Agenda Terbaru
Prestasi Terbaru